A. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan
dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menimbulkan kelaianan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, visikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. (djuandha adhi, 2010)
B. Etiologi
Penyebab dermatitis belum
diketahui secara pasti. Sebagai besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen
misalnya zat kimia, bakteri dan fungi, selain itu alergi makanan juga bisa
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi (Arief
Mansjoer. 1998 “Kapita Selecta”).
Penyebab dermatitis dapat berasal
dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh:deterjen, asam, basa, oli,
semen), fisik (contoh:sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) ;dapat pula
dari dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik.
C. Manifestasi Klinis
1.
Gatal
2.
Penyebaran setempat, generalisata dan universal
3.
Stadium akut
- eritema
- edema
- vesikel / bulla
- erosi dan eksudasi sehingga tampak basah
4.
Stadium subakut
- eritema dan edema berkurang
- eksudat mengering menjadi krusta
5.
Stadium kronis
- lesi tampak kering
- skuama
- hiperpigmentasi
- papul
- likenefikasi
(djuanda
adhi, 2010)
D. Patofisiologi
Adanya
riwayat kontak dengan penyebab dermatitis kontak iritan seperti sabun,
deterjen, bahan pembersih, dan zat kimia industri serta adanya faktor
predisposisinya mencakup keadaan terlalu panas atau terlalu dingin atau oleh
kontak yang terus menerus dengan sabun serta air dan penyakit kulit yang sudah
ada sebelumnya memberikan manifestasi inflamasi pada kulit.
E. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat
adalah menghilangkan penyebab dermatitis. Tetapi dermatitis multi faktor, kadang
tidak diketahui penyebabbnya sehingga pengobatan bersifat :
1. Simptomatis
yaitu menghilangkan atau mengurangi keluhan dan menekan peradangan.
2. Sistemik:
untuk kasus antihistamin atau kombinasi dengan anti serotonin.
3. Pada
kasus akut atau berat dapat diberikan kortikosteroid.
4. Tropikal:
a. dermatitis
basah atau akut (madidans) atau harus diobati secara basah (kompres basah)
b. dermatitis
subakut, diberi lotion (bedak kocok), krim, pasta,atau linimentum (pasta
pendingin)
1) krim
diberikan pada daerah berambut
2) pasta
diberikan pada lokasi atau bagian yang tidak berambut.
F. Asuhan Keperawatan pada Klien Dermatitis
a)
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Identitas terdiri dari
nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan, pendapatan, pekerjaan,nomor akses,
alamat dan lain- lain.
Dermatitis kontak dapat
terjadi pada semua orang di semua umur sering terjadi pada remaja dan dewasa
muda dapat terjadi pada pria dan wanita. Bila dibandingkan dengan dermatitis
kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena
hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Dermatitis
kontak iritan timbul pada 80% dari seluruh penderita dermatitis kontak
sedangkan dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 20%. Sedangkan insiden
dermatitis kontak alergik terjadi pada 3-4% dari populasi penduduk. Usia tidak
mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergik lebih jarang
dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada usia dewasa tapi dapat mengenai
segala usia. Prevalensi pada wanita dua kali lipat dari pada laki-laki. Bangsa kaukasian lebih
sering terkena dari pada ras bangsa lain. Jenis pekerjaan merupakan hal penting
terhadap tingginya insiden dermatitis kontak.
II. Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat
Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pada
kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa
gatal serta nyeri. Gejala
yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah
nyeri pada lesi yang timbul.
2) Riwayat
keluhan utama.
Provoking
Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama. Pada beberapa
kasus dematitis kontak timbul Lesi kulit ( vesikel ),terasa panas pada
kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh pengeluaran
secret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien .
a. Provocative/palliative.
· Apa
penyebab keluhan,
Apakah
sebelumnya klien melakukan kontak dengan bahan-bahan tertentu yang menyebabkan
kerusakan pada kulit.
· Apa yang membuat keluhan bertambah baik/ringan
atau bertambah berat. Dengan menjauhi sumber
dermatitis kontak maka keluhan yang dirasakan akan berkurang.
b. Quality/quantity
· Bagaimana
keluhan dirasakan, dilihat, didengar
Pada
beberapa kasus dermatitis kontak biasanya klien akan merasakan gatal dan nyeri
pada daerah yang terkena bahan tertentu yang dapat menyebabkan keluhan.
· Sejauh
mana sakit dirasakan
Rasa
sakit yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai berat. Tergantung dari
lama kontak zat dengan kulit, konsentrasi zat serta tingkat sensitifitas kulit.
c. Region/radiation
· Dimana
letak sakit
Tergantung
dari daerah yang kontak dengan penyebab .
· Area
penyebarannya
Area
penyebarannya misalnya kaki, luka pada tungkai, jari manis, tempat cedera,
dibalik perhiasan.
d. Severitty scale
· Apakah
mempengaruhi aktifitas
Terganggunya
aktifitas tergantung dari letak,tingkat keparahan penyakit.
· Seberapa
jauh skala ringan/berat.
Tergantung
dari tingkat keparahan penyakitnya.
e. Timing
· Kapan
mulai terjadi.
· Kapan
sering terjadi.
· Apakah
terjadinya mendadak atau perlahan-lahan
b.
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Seperti apakah
klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah menderita alergi
serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji
kebiasaan klien.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah
ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama, tapi
tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis. Dermatitis pada sanak saudara
khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah
menderita dermatitis atopik
III. Pemeriksaan
Fisik
1)
Keadaan umum
Ringan,
sedang, berat.
2)
Tingkat Kesadaran
· Kompos
mentis.
· Apatis.
· Samnolen,
letergi/hypersomnia.
· Delirium.
· Stupor atau semi koma.
· Koma
Tingkat
Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu. Dermatitis kontak
termasuk tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.
3)
Tanda-tanda vital
· Tekanan
darah
· Denyut
nadi
· Suhu
tubuh
· Pernafasan
4)
Berat Badan
5)
Tinggi Badan
6)
Kulit.
a. Inspeksi
· radang akut terutama priritus ( sebagai
pengganti dolor).
· kemerahan (rubor),
· gangguan fungsi kulit (function laisa).
· biasanya batas kelainan tidak tegas an
terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak
atau beturut-turut.
· terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang
berkelompok yang kemudian membesar.
· terdapat
bula atau pustule, ekskoriasi
dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
· terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik.
Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat
· hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
b. Palpasi
· nyeri tekan
· edema
atau pembengkakan
· kulit bersisik
7)
Keadaan Kepala
a. Inspeksi
tekstur
rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.
b. Palpasi
Periksa
apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa.
8) Keadaan
mata
a.
Inspeksi
· Palpebrae : tidak
edema, tidak radang
· Sclera : Tidak
ictertus
· Conjuctiva : Tidak
terjadi peradangan
· Pupil : Isokor
b.
Palpasi
. Tidak
ada nyeri tekan
. Tekanan
Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
9) Keadaan hidung
a. Inspeksi
- simetris kiri dan kanan
- tidak ada
pembengkakan dan sekresi
- tidak ada
kemerahan pada selaput lendir
b. Palpasi
- tidak ada
nyeri tekan
- tidak ada
benjolan/tumor
10) Keadaan telinga
a. Inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- tidak ada serumen/cairan, nanah
IV. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Biopsi kulit.
b. Uji temple.
c. Pemeriksaan dengan
menggunakan pencahayaan khusus.
d. Uji kultur dan sensitivitas.
V. Pola
Kegiatan Sehari-hari
a.
Nutrisi
Yang perlu
dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi
maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak
minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
b. Eliminasi
Pada eliminasi
yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti frekuensi,warna dan
konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
c. Aktivitas
Pada penderita
penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan dalam aktifitas
karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka akan mengalami
gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.
d. Istirahat
Klien biasanya
mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya nyeri. Adanya
gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
e. Pola
Interaksi social
Secara umum
klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi
sosialnya terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.
f. Keadaan
Psikologis
Biasanya klien
mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien
lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit
yang diderita. Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal yang perlu
dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap penyakit yang diderita
sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan kesehatannyaserta
bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan & lingkungan.
g. Kegiatan
Keagamaan
Biasanya klien
beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya dan
pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan
seperti klien menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.
b) Diagnosa
Keperawatan
1. Kerusakan
integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
2. Nyeri akut yang
berhubungan dengan lesi kulit.
3. Perubahan
pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.
4. Gangguan
citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
5. Kurang
pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara–cara menangani kelainan kulit.
6. Resiko
infeksi berhubungan dengan lesi, bercak–bercak merah pada kulit.