Senin, 24 November 2014

DERMATITIS

A. Definisi
    Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelaianan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, visikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. (djuandha adhi, 2010)

B. Etiologi
    Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagai besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia, bakteri dan fungi, selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi (Arief Mansjoer. 1998 “Kapita Selecta”).
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh:deterjen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh:sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur) ;dapat pula dari dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik.

C. Manifestasi Klinis
1. Gatal
2. Penyebaran setempat, generalisata dan universal
3. Stadium akut
    - eritema
    - edema
    - vesikel / bulla
    - erosi dan eksudasi sehingga tampak basah
4. Stadium subakut
    - eritema dan edema berkurang
    - eksudat mengering menjadi krusta
5. Stadium kronis
    - lesi tampak kering
    - skuama
    - hiperpigmentasi
    - papul
    - likenefikasi
(djuanda adhi, 2010)

D. Patofisiologi
   Adanya riwayat kontak dengan penyebab dermatitis kontak iritan seperti sabun, deterjen, bahan pembersih, dan zat kimia industri serta adanya faktor predisposisinya mencakup keadaan terlalu panas atau terlalu dingin atau oleh kontak yang terus menerus dengan sabun serta air dan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya memberikan manifestasi inflamasi pada kulit.

E. Penatalaksanaan
    Pengobatan yang tepat adalah menghilangkan penyebab dermatitis. Tetapi dermatitis multi faktor, kadang tidak diketahui penyebabbnya sehingga pengobatan bersifat :
1.      Simptomatis yaitu menghilangkan atau mengurangi keluhan dan menekan peradangan.
2.      Sistemik: untuk kasus antihistamin atau kombinasi dengan anti serotonin.
3.      Pada kasus akut atau berat dapat diberikan kortikosteroid.
4.      Tropikal:
a.       dermatitis basah atau akut (madidans) atau harus diobati secara basah (kompres basah)
b.      dermatitis subakut, diberi lotion (bedak kocok), krim, pasta,atau linimentum (pasta pendingin)
1)      krim diberikan pada daerah berambut
2)      pasta diberikan pada lokasi atau bagian yang tidak berambut.


F. Asuhan Keperawatan pada Klien Dermatitis

a) Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
    Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan, pendapatan, pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
    Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di semua umur sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi pada pria dan wanita. Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Dermatitis kontak iritan timbul pada 80% dari seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik terjadi pada 3-4% dari populasi penduduk. Usia tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergik lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada usia dewasa tapi dapat mengenai segala usia. Prevalensi pada wanita dua kali lipat dari pada laki-laki. Bangsa kaukasian lebih sering terkena dari pada ras bangsa lain. Jenis pekerjaan merupakan hal penting terhadap tingginya insiden dermatitis kontak.

II. Riwayat Kesehatan
a.  Riwayat Kesehatan Sekarang
    1) Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya  terasa gatal serta nyeri. Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.

2)   Riwayat keluhan utama.
Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama. Pada beberapa kasus dematitis kontak timbul Lesi kulit ( vesikel ),terasa panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh pengeluaran secret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien .
a. Provocative/palliative.
· Apa penyebab keluhan,
Apakah sebelumnya klien melakukan kontak dengan bahan-bahan tertentu yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
· Apa yang membuat keluhan bertambah baik/ringan atau bertambah berat. Dengan  menjauhi sumber dermatitis kontak maka keluhan yang dirasakan akan berkurang.
b. Quality/quantity
· Bagaimana keluhan dirasakan, dilihat, didengar
Pada beberapa kasus dermatitis kontak biasanya klien akan merasakan gatal dan nyeri pada daerah yang terkena bahan tertentu yang dapat menyebabkan keluhan.
· Sejauh mana sakit dirasakan
Rasa sakit yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai berat. Tergantung dari lama kontak zat dengan kulit, konsentrasi zat serta tingkat sensitifitas kulit.
c.    Region/radiation
· Dimana letak sakit
Tergantung dari daerah yang kontak dengan penyebab .
· Area penyebarannya
Area penyebarannya misalnya kaki, luka pada tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
d. Severitty scale
· Apakah mempengaruhi aktifitas
Terganggunya aktifitas tergantung dari letak,tingkat keparahan penyakit.
· Seberapa jauh skala ringan/berat.
Tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
e.    Timing
· Kapan mulai terjadi.
· Kapan sering terjadi.
· Apakah terjadinya mendadak atau perlahan-lahan

b. Riwayat Kesehatan Dahulu
    Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.

c.    Riwayat Kesehatan Keluarga
    Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis atopik

III. Pemeriksaan Fisik
1)        Keadaan umum
      Ringan, sedang, berat.
2)        Tingkat Kesadaran
· Kompos mentis.
· Apatis.
· Samnolen, letergi/hypersomnia.
· Delirium.
· Stupor atau semi koma.
· Koma 
Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu. Dermatitis kontak termasuk tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.

3)        Tanda-tanda vital
· Tekanan darah
· Denyut nadi
· Suhu tubuh
· Pernafasan
4)        Berat Badan
5)        Tinggi Badan
6)        Kulit.
a.     Inspeksi
· radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
· kemerahan (rubor),
· gangguan fungsi kulit (function laisa).
· biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara  serentak atau beturut-turut.
· terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
· terdapat bula atau pustule, ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
· terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan  sebagai sekuele telihat
· hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
b.    Palpasi
· nyeri tekan
· edema atau pembengkakan
· kulit bersisik
7)        Keadaan Kepala
a. Inspeksi
tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.
b. Palpasi
Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa.

8)   Keadaan mata
a.  Inspeksi
· Palpebrae       :           tidak edema,  tidak radang
· Sclera            :           Tidak ictertus
· Conjuctiva     :           Tidak terjadi peradangan
· Pupil            :          Isokor
  b.    Palpasi
. Tidak ada nyeri tekan
           . Tekanan Intra Okuler ( TIO )  tidak ada
9)    Keadaan hidung
 a.  Inspeksi
-  simetris kiri dan kanan
-  tidak ada pembengkakan dan sekresi
-  tidak ada kemerahan  pada selaput lendir
 b.  Palpasi
-  tidak ada nyeri tekan
-  tidak ada benjolan/tumor
10)   Keadaan telinga
a.  Inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- tidak ada serumen/cairan, nanah

IV. Pemeriksaan Diagnostik
a.    Biopsi kulit.
b.    Uji temple.
c.    Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus.
d.   Uji kultur dan sensitivitas.

V. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.

b.    Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit

c.    Aktivitas
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.

d.   Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.

e.    Pola Interaksi social
Secara umum klien yang  mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.

f.     Keadaan Psikologis
Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang  diderita. Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan & lingkungan.

g.    Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.

b) Diagnosa Keperawatan
   1.      Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
   2.      Nyeri akut yang berhubungan dengan lesi kulit.
   3.      Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.
   4.      Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
   5.      Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara–cara menangani kelainan kulit.
   6.      Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak–bercak merah pada kulit.